SAN FRANSISCO - Para pejabat jejaring sosial Facebook dijadwalkan akan
bertemu dengan anggota Lembaga Perlindungan Anak di Amerika Serikat (AS)
untuk membahas masalah 'panic button'.
Dilansir melalui
Techradar, Senin (12/4/2010), badan perlindungan anak dari eksploitasi
online (Child Exploitation and Online Proteciton/CEOP), yang berkantor
di Washington AS, mengundang pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan
kawan-kawan untuk mendiskusikan cara-cara agar membuat layanan jejaring
sosial itu lebih aman digunakan oleh anak-anak.
"Ini merupakan
hal penting yang harus didiskusikan segera, yaitu kemungkinan adanya
penyematan tombol panik atau 'panic button' di Facebook agar kejadian
pembunuhan yang baru-baru ini terjadi tidak lagi terulang," ujar
Direktur CEOP Jim Gamble.
Sebelumnya, Facebook bersikukuh untuk
tidak mau melakukan instalasi panic button di halaman utama pengguna
Facebook. Namun sepertinya, keputusan tersebut sedikit demi sedikit
mulai berubah, dan Facebook mulai menyadari arti penting sebuah 'panic
button'.
Dalam data CEOP sendiri, lembaga tersebut telah menerima
sekira 252 komplain terkait Facebook sepanjang tiga bulan di 2010. Dari
total keluhan, sekira 40 persennya merupakan keluhan terkait anak-anak.
Kasus
pembunuhan pun salah satunya. Baru-baru ini di AS terjadi pembunuhan
yang melibatkan anak gadis berusia 17 tahun bernama Ashleigh Hall. Gadis
tersebut dibunuh oleh Peter Chapman, lelaki yang dikenalnya melalui
Facebook.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar:
hai shobat........ jangan lupa untuk memberikan komentar anda !!!!
Terima kasih,atas waktunya untuk berkunjung ke dunia-fb.blogspot.com
terima kasih